0

Sekilas Sejarah Mude Nosar

Donderdag 25 April 2013


Rabu, 24 April 2013
SEJARAH NOSAR

ZAINAL ABIDIN, Umur 63 Tahun, Pekerjaan Pensiunan PNS, Takengon Kampung Asir-Asir Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, Alamat Kampung Mude Nosar Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah, Generasi ke 3 (tiga) dari penduduk yang pertama bertempat di Mude Nosar.

Sejarah suatu daerah maupun kekuasaan pada dasarnya memiliki dua unsur yaitu sejarah yang tertulis yang dilakukan berdasarkan penelitian dan sejarah yang di ceritakan secara turun temurun dari keluarga.

1.     Sejarah Mude Nosar



Kata Nosar (Nasara) sebenarnya diambil dari bahasa arab yang berarti Pertolongan pada masa islam masuk ke daerah tersebut (masa belanda) sekitar tahun 1600+an. Dasar kemukiman nosar terdiri dari Kampung Bale yang merupakan pindahan dari kampung Bale Takengon yaitu seorang imam yang di juluki dengan sebutan Imem Bale, Bamil (pengulu beno) merupakan pindahan penduduk dari daerah Isaq, Kejurun merupakan keluarga syiah utama, dan mereka ini bergabung dengan orang-orang hakim (nama kelompok) yang termasuk juga dari dedamar bitang sedangkan Mude sendiri bila dilihat dari perkembangan yang di catat oleh Keta Hasan dengan M. Yunus Melala Toa melalui galian yang di ambil dari denhak berdasarkan buku dari Senok Hogronye dituturkan bahwa awal peradaban gayo yang ada di Mude Nosar berasal dari Kampung Kebayakan walaupun di Nosar sendiri ada beberapa kelompok Gunung, Kelompok Lot, Kelompok Kala, Kelompok Jongok, Kelompok Bukit dan Kelompok Owaq.


Dilihat dari bukti-bukti sejarah (MAKAM) yang ada di Mude Nosar, Keturunan penduduk asli Mude Nosar hanya dari Datu. Perkembangan penduduk Mude Nosar, hanya bisa di jelaskan mulai dari Datu Empus (kata empus sebenarnya diambil dari kata Gempus (mandul) / tidak memiliki keturunan). Datu empus ini merupakan datu yang terakhir diceritakan oleh masyarakat setempat, karena beliau adalah tokoh tertua (dituakan) sebagai pemimpin dari kelompok yang masuk ke wilayah nosar. Sementara itu penduduk Mude Nosar di diami oleh beberapa rumpun. Rumpun yang dimaksudkan adalah rumah besar yang terdiri dari satu keturunan, di setiap rumpun memiliki beberapa rumah pendamping yang merupakan keturunan dari rumah utama atau keluarga utama dari setiap rumpun tersebut yang diantaranya adalah Rumpun Reje baru, Rumpun panglima kebet (termasuk kepada rumpun reje mude) yang salah satunya dari anggota rumpun reje Mude adalah pejuang kemerdekaan, penentang kolonial belanda yang bernama Panglima Sebahi.
Berdasarkan perkembangan dan peradaban penduduk saat ini, lebih dominan kepada orang-orang yang tinggal di Kampung Mude Nosar. Antara kampung Bamil Nosar, Mude Nosar dan Bale Nosar, belum ada penjelasan secara pasti kampung mana yang pertama bermukim di Nosar Hal tersebut juga di dukung dari kepemilikan perkebunan dan persawahan di wilayah Nosar tersebut hampir dikuasai oleh orang-orang Mude.
Mude kalau menurut sejarah, dikatakan Mude karena kelompok yang paling muda dari keturunan Gayo Linge yaitu pengulu mude, sampainya keturunan pengulu tersebut ke Mude Nosar melalui Blang Kejeren - Lukup Serbe Jadi – Samar Kilang – Blang Jorong *tidak diceritakan secara detil bagaimana peradaban penduduk saat bertempat tinggal di daerah-daerah tersebut. dari blang jorong melintasi pegunungan (Bur Danan) menuju ke Kampung Kebayakan, setelah berpenduduk di Kampung Kebayakan dan berketurunan, sebagian dari mereka berpindah ke daerah-daerah lain yang diantaranya adalah kebayakan (Mude Kebayakan), Bintang (Mude Bintang) dan ada yang bertempat tinggal di Nosar (Mude Nosar).

2.     Masa Kerajaan Syiah Utama :
Menurut Nara Sumber kami dijelaskan bahwa Kerajaan Syiah utama yang ditugaskan untuk memimpin kawasan Nosar atau yang memiliki wilayah kerja Nosar adalah Raja Syiah Utama ke X (Sepuluh) dengan dipimpin oleh seorang Raja yang bernama BANTA CUT sekitar tahun 1925 sampai setelah masa kemerdekaan Indonesia melawan belanda.
Raja syiah utama berkediaman di Kampung Kejurun Syiah Utama namun sekarang setelah penetapan batas wilayah, kediaman beliau termasuk di wilayah kampung masuk ke wilayah Kampung Mude Nosar. Pada masa kepemimpinan Raja Syiah Utama ke X (sepuluh), Raja syiah utama merupakan seorang ulama yang dianggap mampu untuk memecahkan permasalahan, 
Setelah masa kemerdekaan pada tahun 1946 penduduk masih simpang siur terhadap peraturan pemerintah dan meninggalkan sistim kerajaan, sekitar tahun 1947 barulah sistim pemerintahan berjalan di Kampung Mude Nosar. Raja Syiah Utama setelah wafatnya dikebumikan di Kampung Bamil Nosar Kemukiman Nosar Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang betapa berharganya nilai sejarah yang seharusnya di jaga dan di rawat justru seakan tidak memiliki nilai lagi. Sebagai contoh keadaan makam dari Raja Syiah Utama pun tidak terawat, bahkan sudah di penuhi dengan semak.


3.     Tokoh Pemimpin di Kampung Mude Nosar
Dari unsur pemerintahan setelah merdeka, tidak ada lagi sistem kerajaan karena telah mengacu kepada sistim pemerintahan yang ditetapkan oleh Negara meskipun beberapa masyarakat diantaranya masih mempercayai dan mengikuti sistim kerajaan yang dijadikan sebagai adat. Jabatan yang tertinggi wilayah Nosar adalah Mukim, mukim membawahi beberapa wilayah (kampung/gecik)
Pada awalnya yang menjabat sebagai gecik dan mukim tidak dilakukan dengan cara pemilihan suara, tetapi hanya dengan memilih / menunjuk seseorang yang dianggap pantas untuk meneruskan sebagi gecik ataupun mukim.

4.     Penjabat Yang Memimpin Mude Nosar  :
-       Mude Ali
-       Muhammad Ali
-       Ma’at
-       Arifin
-       M. Daud
-       Abdullah
-       M. Zein Abidy
-       Sahbandar (kepala mukim sekarang)
-       Iskandar (gecik yang menjabat sekarang)

5.     Tokoh Masyarakat yang Menjabat sebagai Mukim Nosar
a.      Mukim dari  Mude Nosar
-       Sadin
-       Aman Abu Mumin
-       Muhammad
-       Sahbandar
b.     Mukim dari kampong lain :
-       Aman Samsir
-       Zamil Zazuri
-       Pak Rahmat

0 Responses to "Sekilas Sejarah Mude Nosar"